MUHAMMAD M1RH4N

Kangen diri MU Sayank



Louis Chevrolet memang sebuah nama besar dalam kancah balap mobil di era 1900-an. Pria yang lahir di Swiss pada 1878 ini tidak saja dikenal sebagai jagoan di lintasan balap, tetapi juga jenius dalam mendesain dan membangun sebuah mobil.


Kepiawaian Louis Chevrolet di belakang kemudi dan membuat mobil ini, membuat William C Durant, pendiri General Motors, tertarik dan meminangnya. Sejarah terus bergulir, dan nama besar Chevrolet tetap berkibar di kancah otomotif dunia hingga kini.

Menyandang nama besar memang tidak mudah dan sebagai bentuk tanggung jawab moral General Motors Corporation (GMC) berupaya mempertahankannya dengan memproduksi kendaraan yang diilhami pembalap legendaris Amerika itu.

Salah satu produk unggulan Chevrolet adalah sedan sport Corvette. Mediaindonesia.com dalam satu kesempatan beruntung bisa mencicipi aroma balap Corvette C6, di GM Desert Proving Ground, Mesa, Arizona, Amerika Serikat.

Memandang Corvette generasi keenam yang dijejer manis di lapangan parkir GM Desert Proving Ground membuat perasaan tidak menentu. Tangan terasa gatal untuk segera meremas lingkar kemudi mobil berkekuatan 400 tenaga kuda yang dihela mesin small block V8 6.000 cc, apalagi ada versi convertible yang disodorkan untuk dijajal, selain coupe.

Dilihat dari desain eksterior, Corvette C6 ini mengombinasikan unsur klasik dengan lekukan tegas hasil rekayasa komputer pada bodi samping.

Bagian depan pun tak luput dari kepiawaian desainer Corvette untuk menghasilkan moncong yang landai agar mudah membelah angin saat melaju kencang. C6 ini memiliki angka aerodinamis (coefficient of draf) sebesar 0,28 membuat roda tetap lekat pada aspal kendati melesat cepat.

Giliran masuk ke kabin, mobil dua penumpang ini memang kental dengan unsur balap. Meski mengandalkan jok balap, namun tergolong ergonomis untuk dipakai harian. Ring aluminium pada panel instrumen semakin mengentalkan nuansa sport. Suasana kabin pun semakin semarak dengan hadirnya Bose audio system in-dash six-disc changer.

Setelah mengepas posisi duduk, Media pun siap beraksi. Tidak perlu memutar anak kunci untuk menyalakan mesin C6. Cukup injak rem, diiringi memencet tombol di samping lingkar kemudi maka mesin pun mulai menderu.


Getaran halus khas mesin V8 small block generasi ke IV berkapasitas 6.000 cc menandai kekuatan yang luar biasa di balik kap mesin Corvette C6. Mesin C6 ini berbahan aluminium dengan kepala silinder derivatif dari Corvette versi balap, C5 Z06. Tenaga kuat yang disemburkan mesin ini diatur secara elektronik dengan electronic throttle control (ETC).


Saat mencoba menekan pedal akselerator dan tenaga spontan membuat tubuh semakin terbenam dalam jok, menandai kuatnya tarikan C6. Padahal versi yang dicoba mengandalkan sistem transmisi otomatis Hydra-Matic 4L65-E, apalagi versi manual Tremec six-speed.


Di lintasan lurus, kecepatan 200 km/jam sangat mudah diraih, apalagi mobil ini diklaim mampu menembus kecepatan maksimal 300 km/jam.


C6 merupakan Corvette tercepat dari yang pernah diproduksi untuk keperluan jalan raya, yaitu hanya butuh 4,2 detik untuk mencapai 100 km/jam dari titik 0 km/jam.


Pengendalian pun terasa mantap berkat sistem suspensi yang dilengkapi F55 Magnetic Selective Ride Control dengan magneto-rheological yang dengan segera mendeteksi dan menyesuaikan kondisi permukaan jalan.


Tentu saja 'senjata' itu membuat sensasi mengemudikan C6 pun terasa menyenangkan, sesekali manuver dengan melakukan drifting dilakukan saat melalap tikungan demi tikungan. Bahkan Phoebe Fan, rekan perempuan dari public relation GM Asia Pasifik, merasa ketagihan saat ikut berslalom ria di samping mediaindonesia.com. (OL-02)

0 komentar:

Posting Komentar



komunitas blogger kalteng

Sign by M1RH4N_SkYline - Terima Kasih Atas Kunjungannya